Retret Umuslim Impian Wujudkan Visi Universitas.

Baru saja sebanyak 65 dosen, tendik dan karyawan Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara selama  dua hari, Sabtu dan Minggu (30–31 Agustus 2025).

Pelatihan dikemas dalam bentuk retret berlangsung di Markas Yonif 113/Jaya Sakti, jalan Bireuen - Takengon tepatnya di Kecamatan Juli.

"Retret" itu sendiri berasal dari bahasa Latin re-trahere yang berarti "menarik kembali"

Di Indonesia kegiatan retret sendiri populer dan viral saat Presiden Indonesia  Prabowo Subianto mewajibkan menteri kabinet Merah Putih mengikuti program tersebut di Magelang.

Setelah mewajibkan  jajaran Kabinet, program tersebut ditularkan kepada kepala daerah hasil pemilukada serentak.

Saat ini program "Retreat" telah menjadi satu program andalan bagi perusahaan dan instansi baik  pemerintah maupun swasta dalam upaya peningkatan disiplin,  wawasan dan semangat pengabdian penuh tanggung jawab dalam  bekerja.

Jadi Retret Umuslim dapat disimpulkan suatu kegiatan penarikan diri (mundur) dari rutinitas keseharian  bernuansa akademik ke tempat yang tenang dan terpencil, (Markas militer Yonif 113/JS).

Tujuan retreat yang diikuti sejumlah pimpinan, universitas, fakultas, biro, prodi, dosen, tendik dan   karyawan Umuslim khususnya Laki-Laki, tentunya bukan semata fokus pada fisik.

 Melainkan lebih diarahkan pada peningkatan disiplin,  semangat  kebersamaan, membangun kekompakan,  menumbuhkan semangat bertanggungjawab, mempererat sikap kekeluargaan dan semangat  pengabdian dalam upaya meraih impian Visi Universitas yang Unggul, Profesional dan Islami.
Adanya retreat diharapkan  bisa menjadi sarana pengembangan diri,  pemulihan mental, peningkatan rasa tanggung jawab, pemulihan aspek pemikiran, peningkatan pertumbuhan spiritual melalui jeda dari rutinas tugas keseharian di kampus.

Apalagi Universitas Almuslim yang bervisi Unggul, Profesional dan Islami,  merupakan kampus pergerakan awalnya dimulai dari wakaf. Saat ini Umuslim telah berkembang pesat dengan  melukiskan dan  menorehkan  sejarah bagi perkembangan pendidikan di Aceh.

 Karena kampus ini telah  meraih sejumlah prestasi. Di antaranya, sebagai PTS Terbaik Aceh katagori Universitas   (tahun  2018, 2019, 2021, 2023, dan 2024) yang ditetapkan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah  XIII Aceh

Untuk mempertahankan apa yang sudah diraih, diperlukan suatu kesiapan lembaga, baik sarana prasarana  maupun  SDM  berkualitas, sehingga terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Jadi untuk terwujudnya impian sesuai Visi, tentunya tidak hanya disenter  pada  pembenahan dan peningkatan  kelengkapan bidang fisik semata, tidak kalah penting juga  pembenahan internal  bidang SDM.
Kegiatan retret yang baru saja diikuti sejumlah pimpinan, baik tingkat universitas, fakultas, biro, prodi, dosen, tendik dan  karyawan, khususnya Laki-Laki di suatu tempat,  jauh dari rutinas tugas keseharian bersifat akademis.Tentunya diharapkan jadi sebuah wahana dan sarana renungan  secara menyeluruh dari berbagai aspek.

Keberangkatan ke lokasi retret, pagi  Sabtu (30/8), saat itu cuaca di langit ibukota kecamatan Peusangan terlihat cerah, secerah wajah peserta yang begitu antusias untuk bisa mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara seperti yang telah di programkan.

Tanpa aba-aba, tiga truk Reo milik Yonif 113/JS tiba-tiba muncul dan memasuki halaman depan biro rektor Universitas Almuslim. 

Kehadiran truk Reo seakan membawa semangat dan energi baru bagi peserta, di mana semua  peserta diangkut dengan  truk tersebut  ke lokasi markas yonif 113/JS  terletak di daerah Juli. 

Saat menaiki truk Reo, ada sebagian peserta pikirannya menerawang bernostalgia ke suasana masa konflik Aceh. Betapa tidak, bagi masyarakat Aceh, truk Reo itu seakan merupakan lambang atau simbol kedaruratan kondisi keamanan.

Setelah semua masuk kedalam truk sesuai kapasitas, petugas prajurit dari Kompi 113 /JS menutup  pintu belakang. 

Peserta dengan pakaian ala militer, tapi  minus sepatu militer, walaupun ada bisik-bisik diantara peserta ibarat " Tentra Lueng Putu" lengkap baju hana sipatu. 

Tetapi hal tersebut bukan halangan menciutkan semangat peserta. Semua peserta begitu  riang gembira saat naik ke truk Reo, ibarat anak-anak naik odong-odong, begitulah suasana kesenangan dan semangat membara  peserta mengikuti pelatihan tersebut.

Keberangkatan dipimpin langsung  Rektor Umuslim, Dr Marwan MPd,  diberangkatkan dari kampus menggunakan truk reo milik Yonif 113/JS. 

Perjalanan menuju markas lebih kurang 20 menit berjalan lancar dan aman.Peserta juga terasa nyaman tidak ada yang pening dan mual-mual, semuanya sehat-sehat saja.Padahal ada peserta umurnya  mau berkepala 5, seumur hidupnya   baru kali ini naik truk Reo.

Dulu mendengar deru suara perputaran ban Reo di jalan saja, jantungnya terasa hampir copot dan jatuh berkeping-keping, ibarat tentara Israel membombardir Tel Aviv.

Sesampai di markas, tanpa menunggu terlalu lama, dilanjutkan acara penyambutan sekaligus pembukaan acara dilakukan Danki mewakili Danyonif.

Usai pembukaan peserta diarahkan menyimpan barang-barangnya di barak. Ada dua barak  yang disediakan untuk penginapan peserta.

Semua menempati secara bersama , tidak ada lagi perbedaan kasta, harta serta jabatan yang menempati barak penginapan.

Itulah simbol kebersamaan dan kekeluargaan lebih menonjol dibandingkan simbol yang lain.

Semua tidur di spring bed ala militer tanpa bantal, semua menjadikan tas/ransel pribadi jadi bantal masing-masing.

Walau suasananya rame riuh tetapi semangat kebersamaan dan kekeluargaan terasa lebih menonjol dalam menempati barak-barak.

Bahkan sekelas Candra anggota satuan pengamanan kampus bisa jadi "Pinokio" saat menempati barak tersebut. Bahkan para pelatih menjuluki Candra dengan  nama sandi Ketua Limpul.
Itulah semangat kebersamaan dan saling menghargai yang ditumbuhkan selama retreat.

Usai menyimpan barang dan sudah tahu bad tempat tidur masing-masing, peserta diarahkan untuk cek darah oleh tim Dokkes Yonif 113/JS.

Setelah semuanya selesai langsung digembleng dengan  Peraturan Baris Berbaris (PBB). Kegiatan PBB bertujuan untuk menguji latihan fisik dan tata cara baris-berbaris.

Tujuan PBB menanamkan disiplin, patriotisme, kebersamaan, meningkatkan konsentrasi, melatih solidaritas, dan membentuk karakter. 

Ada beberapa gerakan diajarkan meliputi  gerakan dasar seperti sikap sempurna, hormat, jalan di tempat, dan balik kanan, dilaksanakan untuk membentuk jasmani yang tegap dan tangkas serta rasa tanggung jawab pada individu. 

Selain Pemeriksaan kesehatan dan latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB), selama dua hari dilokasi peserta juga menjalani berbagai aktivitas fisik dan mental, pembentukan karakter, etika, solidalitas, empati dan rasa kesetiakawan dan kepedulian sesama peserta.

Semangat tersebut terbentuk dimulai pada  setiap aktivitas dilakukan peserta, seperti saat apel, makan, sholat berjamaah, mandi  bahkan saat tidur.

Selain aktivitas tersebut, juga ada materi  cara pemakaian Navigasi darat menggunakan peta dan kompas. Pagi hari melaksanakan senam pagi, di akhiri  jogging  jalan kaki  berkeliling beberapa ruas jalan dalam markas militer tersebut.

Merupakan harapan peserta juga diuji dengan latihan menembak dan Rappelling,  teknik menuruni melalui seutas tali,  bertujuan untuk melatih keberanian dan tepat sasaran.
Kegiatan tidak hanya pada pagi dan siang tetapi juga dilanjutkan  malam hari, dibeti nama  jurit malam, simulasi penjelajahan dalam kondisi minim cahaya untuk melatih keberanian, kepemimpinan, dan kerja sama tim.

Semua kegiatan yang telah diprogramkan diikuti secara serius dan penuh disiplin oleh peserta. Apalagi saat melaksanakan setiap arahan pelatih selalu diselingi yel..yel...

"Inilah kami Almuslim Sejati
Profesional, Unggul dan selalu Islami.
Panas dan Hujan akan kulewati
Demi  Almuslim kampus yang di hati"..

Oooo....ooo...oooo...huu... haa...
Oooo....ooo...oooo...huu... haa...

Pada malam minggu untuk hiburan peserta di uji ketangkasan tarik suara diantara peserta dengan karaoke bersama ditutup bakar ikan.

Usai semua kegiatan, sesi terakhir
dilakukan penutupan secara resmi. Usai penutupan, sebagai rasa tanggung jawab  dan semangat soliditas  kebersamaan, sejumlah pelatih dan prajurit Yonif 113/JS, mengantar  kembali peserta dengan Truk Reo untuk  kembali ke markas pengabdiannya di kampus Universitas Almuslim.

Melihat betapa penting dan bermanfaatnya  program ini, Rektor Umuslim, Dr Marwan MPd merencanakan akan memprogramkan  pelatihan ini  untuk pesera kaum perempuan (Wanita). 

Hal ini guna untuk mempercepat terwujudnya impian agar  Universitas Almuslim benar-benar  menjadi kampus Unggul, Profesional dan Islami secara  maksimal.

Oooo....ooo...oooo...huu... haa...
Oooo....ooo...oooo...huu... haa...