Siang itu, Kamis (8/2/2024), saya kembali bertandang ke sejumlah kampung lokasi Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kecamatan Bebesen dan Pegasing.
Perjalanan ke lokasi KKM kali ini merupakan yang ketiga penulis hadir untuk mengunjungi mereka.
Setelah bertamu beberapa kampung di daerah Bebesen, kemudian berlanjut kecamatan Pegasing.
Pegasing terkenal sebuah kecamatan sentra nenas di Aceh, selain itu Pegasing juga merupakan wilayah banyak menyimpan potensi wisata.
Karena wilayah tersebut merupakan lintasan sejumlah sungai memiliki air yang dingin dan jernih.
Sehingga banyak wisatawan ke Aceh Tengah, pasti bermimpi untuk bisa menjelajah daerah tersebut, khususnya untuk menikmati manisnya nenas, sensasi wisata arung jeram dan banyak lagi objek wisata sungai dan alam lainnya.
Selain itu, kecamatan tersebut juga merupakan tempat lokasi pacuan kuda tradisionil, merupakan salah satu objek yang memiliki daya tarik wisatawan.
Kembali ke cerita mahasiswa KKM, setelah mengunjungi kampung di kecamatan Bebesen, kemudian menumpangi sepeda motor diantar langsung ke markas salah satu posko mahasiswa KKM di kampung Uning Pegasing.
Dari kampung Uning, bersama beberapa mahasiswa kkm di Pegasing, kami berangkat ke balai desa kampung Kute Lintang Pegasing untuk bersilaturahmi sekaligus berdiskusi dengan peserta KKM Kecamatan Pegasing.
Di balai desa tersebut, hadir peserta KKM kampung Kute Lintang dan kampung Pegasing, serta sejumlah perwakilan kampung lokasi mahasiswa KKM kecamatan Pegasing, di akhir sesi diskusi juga ikut hadir reje Kute Lintang, sehingga menambah semangat silaturahmi kami sore itu.
Dari silaturahmi tersebut kami membahas program kerja berkaitan program mandiri dan kelompok kampung.
Kemudian sebagai koordinator DPL kecamatan, penulis mengunjungi beberapa kampung di seputaran Pegasing.
Salah satunya kampung Kung, yang belum sempat saya kunjungi pada kunjungan kedua.
Dari kunjungan tersebut, suasana mahasiswa di kediaman lokasi KKM sudah mulai terasa nyaman, aman dan menyenangkan, mereka sudah menikmati suasana kondisi suasana kampung.
Dari mulut peserta tidak ada lagi cerita keluhan seperti awal-awal penempatan, yang ada cuma terkait penuntasan proker yang sudah di rencanakan, khususnya proker SIGAP
Saat diskusi, suasana matahari sudah mulai agak redup, awan putihpun bergerak menyusep ke celah-celah gulungan awan hitam yang mulai merajalela bermain di langit biru.
Di sudut langit arah barat, warna merah langit menunjukkan sunset sudah melambaikan cahanya, pertanda waktu akan menuju senja.
Angin gunung terus berhembus masuk lewat kisi-kisi jendela dan dinding rumah pondokan mahasiswa KKM, cuaca langit mulai menyiram bumi dengan sedikit rintik-rintik hujan.
Langitpun perlahan mulai agak gelap untuk menutup silaturahmi kami, sehingga kami dengan cepat harus beranjak dari kampung Kung.
Beberapa mahasiswa sudah mulai terasa mengigil, akhirnya kami bersepakat pamit dan berangkat ke lokasi lain untuk bertemu.
Akhirnya dibawah komando panglima mahasiswa Kecamatan Pegasing Luqmanulhakim, didampinggi sejumlah rekan-rekanya kami naik beberapa sepeda motor roda dua berangkat bersama ke sebuah tempat.
"Kita ke Cafe Kala Temu aja pak, dekat arung jeram lukup badak, cafenya sangat cocok untuk kita santai pak?, tempatnya bagus dan rame, ujar Arif Rahmat Hidayat salah seorang mahasiswa KKM di kampung Simpang Kelaping, meyakinkan saya.
Akhirnya kami memilih cafe Kala Temu, untuk bertemu sore itu.
Cafe Kala Temu, salah satu cafe yang lagi viral dan paling diminati wisatawan, lokasi ini selalu ramai apalagi saat waktu libur dan sore hari.
Digawanhgi Arief Rahman Hidayat (mahasiswa KKM kampung Simpang Kelaping), ikut sebagai wing back Fazal (Kayu Kul), didampingi stopper Rahmad Maulidan (Pegasing), turut juga sebagai gelandang Irsal Aulia (Kampung Uning), wingger M. Haniful Asyraf (Belang Bebangka) dan Mohd Raja Polanda, sedangkan Luqmanul Hakim (Kampung Jerusen) dipercaya captain tim.
Selain itu ikut juga seorang pemain luar Pegasing , Alfin Rohali ketua kelompok KKM dari kecamatan Bebesen, setelah formasi lengkap, ada yang bonceng 33 satu kenderaan, ada juga satu satu, sang captain langsung memberi aba-aba agar kami segera meluncur melewati sejumlah ruas jalan untuk bertemu di Kala Temu.
Sesampai di cafe terlihat pengunjung sudah cukup ramai, setelah memarkirkan kenderaan, hujan rintik-rintikpun mulai menyirami lokasi, seakan tertiupnya peluit memberi aba-aba kedatangan kami.
Kami bergegas masuk ke ruangan, teryata semua seat didalam sudah terisi, terpaksa kami memilih lokasi tempat duduk tribun diluar ruangan, agak ke pinggir sungai, seketika rintik-rintik juga berhenti secara pelan.
Kebetulan di lokasi kursi yang kami tuju masih ada satu meja kosong, tepatnya pas di pinggir sungai, lokasi paling tepat menurut kami untuk ketemu, nongrong sambil diskusi sore itu.
Sedangkan meja lain di samping meja kami, ada yang ditempati semeja bersama keluarga, ada juga meja ditempati cewek bergaya jomblo, mereka duduk sesama cewek, sambil sesekali memotret dirinya dengan selfi.
Lokasi cafe sangat strategis, berada di pinggir sungai jalur permainan arung jeram, suasana cafe lumanyan adem dengan hembusan angin sepoi-sepoi dari balik pengunungan nan hijau.
Selain itu, sajian aliran sungai yang jernih ditambah sedikit suara gemericik air, menambah semangat pengunjung yang tak henti-henti berswafoto setiap spot foto menarik.
Dibalik itu, sajian pemandangan pengunungan alami memberikan semangat kami, untuk berdiskusi sambil menikmati sajian minuman kopi racikan barista ahli.
Cafe terletak di Kala Nareh, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, lokasinya bersebelahan dengan dermaga naik perahu untuk berselanjar di arung jeram lukub badak.
Desain cafe bukan hanya berjiwa estitik, tetapi desain bagian luar menonjolkan pemandangan hamparan alam yang masih perawan, menambah indahnya pemandangan alam berlatar pengunungan, telah memberi inspirasi bagi kami untuk terus mengabdi.
Semakin jauh kita memandang semakin menampakkan naturalnya alam kawasan tersebut, dikelilingi rimbunya pepohonan kopi, ditambah hembusan dinginnya angin gunung, menambah hangatnya sensasi bertemu di kala temu sambil bersantai, berdiskusi dan ngopi
Selain itu cafe kala temu juga menawarkan pemandangan aliran sungai dengan hamparan ilalang dan pepohonan pengunungan bernuansa udara sejuk, sehingga menambah damainya semangatnya untuk berdiskusi.
Diskusi berjalan lancar, tanpa hambatan, sesekali kadang keluar joke-joke lucu dari peserta sebagai bumbu menghangatkan suasana alam cuaca yang semakin lama makin dingin.
Dari pertemuann tersebut banyak kami bahas program kerja berkaitan proker tingkat kecamatan, juga beberapa program mandiri dan kelompok kampung.
Apalagi sambil diskusi, kadang peserta agak lelah memainkan pandangan matanya kesetiap pengunjung berlalulalang dan berswafoto ria seputaran tempat mereka duduk.
Karena memang pemandangan ditawarkan cafe bernuansa pemandangan alam, dihiasi sejumlah taman, sehingga menambah eksotisnya panorama dengan bumbu cahaya lampu romantis saat waktu malam di setiap sudut cafe.
Romantisme cahaya lampu cafe, semakin malam, terasa semakin hangat, sehingga telah menambah nutrisi semangat kehangatan pengabdian mahasiswa KKM tahun 2024.
Teruslah bercahaya wahai mahasiswa, sinarilah kampung lokasi KKM dengan sinaran cahaya pengabdian yang ikhlas dan pamrih.
Jangan pernah berhenti untuk mengabdi, setiap tantangan adalah jalan untuk meraih kesuksesan, sabar dan tawakkal selalu untuk menembus kabut kegelisahan dan kesusahan di lokasi pengabdian.
Kala temu telah memberi kesan, pesan untuk bertemu dalam ruang untuk mengapai cita-cita.
Kala temu, Aceh Tengah
Kamis Sore (8/2/2024)
,