Akhir Januari 2024 (sebuah pesan)




Akhir Januari 2024

Pada akhir Januari 2024, saya berkesempatan mengunjungi beberapa kampung di beberapa Kecamatan dalam wilayah Aceh Tengah, tujuannya untuk bersilaturahmi dan memantau kondisi dan situasi keberadaan  peserta Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen, kebetulan saya dipercayakan sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Alhamdulillah, mereka menyambut hangat kedatangan kami, walaupun kami baru beberapa hari berpisah dengan mereka, yaitu saat awal pengantaran dan penyerahan mereka kepada kampung lokasi KKM melalui Reje (kepala kampung).

Kehadiran kami akhir Januari 2024, merupakan minggu pertama mereka berada di lokasi KKM, tentunya    membawa seberkah senyuman kepedulian dan semangat perhatian bagi mereka yang rata-rata berasal dari luar Aceh Tengah.

Saat sampai di daerah Pegasing, kami disambut  koordinator mahasiswa KKM kecamatan  Pegasing beserta beberapa teman lainnya.

Ditemani sejumlah mahasiswa pengabdian, dalam cuaca  dingin,  hujan rintik-rintik dengan setia terus menyapa kami, sebagai ajakan kami harus tetap disini.

Dengan mengendarai beberapa kenderaan roda dua milik Reje dan imam kampung, kami melaju pelan  dari lokasi tersebut menuju sejumlah kampung lokasi KKM di Kecamatan Bies, Pegasing, Bebesen dan Kebayakan.

Karena cuaca  hujan, tidak semua kampung sempat kami kunjungi pada minggu pertama pelaksanaan KKM dalam  kecamatan dibawah koordinasi saya.

Dari kunjungan pertama tersebut banyak  cerita, keluh kesah dan curhat, mereka sampaiakan.

Dari sejumlah cerita  tentunya apa yang disampaikan banyak terkait jauh dan rindu orang tua, rindu kampung, perasaan belum menyatu dengan tuan rumah  serta masih lamanya berada  dilokasi.

Ada juga cerita rasa senang dan bahagianya berada di lokasi pengabdian dengan orangtua, tetangga dan besti barunya.

Selain itu banyak juga mereka bercerita, berdiskusi tentang program pengabdian, dalam suasana baru, baik pahit, manis, senang dan gembira berada di lokasi kkm.

Menurut catatan saya, apa yang mereka ceritakan  merupakan suatu dinamika dan tantangan tersendiri bagi peserta berada dilokasi pelaksanaan  pengabdian.

Karena hal seperti itu, tentunya mahasiswa akan di uji sesuai kapasitas keilmuan dan kecakapannya dalam menghadapi setiap situasi berbeda dilapangan.

Itulah sebuah catatan dinamika, romantika dan tantangan bagi  peserta Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dalam situasi dunia terus berputar dan peradaban yang terus berkembang.

Hal itu tentunya sebuah  romantika pengabdian dalam masyarakat  yang harus dinikmati  dan dirasakan adik-adik mahasiswa di lokasi pengabdian.

Walau bagaimanapun kondisi, tantangan dan dinamika berada di lokasi pengabdian, harapan kami kepada adik-adik mahasiswa, tetap semangat, teruslah berjalan sesuai jalur, jangan sekali-kali melanggar syariat islam dan adat istiadat setempat.

Apalagi daerah gayo terkenal dengan warisan   adat ‘Sumang Opat’, artinya ada 4  pantangan/larangan, yang wajib dipatuhi masyarakat gayo dan setiap orang luar yang berada di tanoh gayo.

Dalam situasi seperti ini, tentunya harapan kita, semangat putro bungsu  dan warisan indatu suku gayo dalam mewariskan budaya “Sumang” akan  menyirami peserta kkm dari Umuslim dengan semangat persaudaraan dan kemuliaan, sehingga semangat Sumang (Pantangan)  dapat dipatuhi peserta kkm dan terus terlestarikan.

Apabila semua pantangan tersebut dilanggar, tentunya akan menimpulkan persoalan yang tidak diharapkan, bahkan keberadaan mereka di lokasi juga akan terapung- apung tanpa titik akhir, ibarat terapungya  sampah di permukaan danau Laut Tawar.

Tetapi apabila ini bisa dijaga, tentunya semua persoalan dan tantangan selama berada dilokasi, akan meluncur dan mengalir  tanpa hambatan  seperti  mengalirnya air jernih dari kaki pengunungan turun ke saluran dengan deras sederas air krueng Peusangan.

Harapan kepada adik-adik  peserta KKM tetaplah menjunjung adat dan budaya di lokasi KKM, janga sekali-kali membuat keonaran dan melanggar Sumang Opat’.

Hal ini  tentunya untuk menghindarkan  bertambahnya lagende putri pukes yang ingkar dan  tidak pernah diinginkan oleh seorang raja.

Ingat peribahasa “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi,”. 

Jangan Cenggeng, Jadilah sosok pengabdi yang mandiri, teruslah  berjuang jangan pernah menyerah, walau banyak gelombang tantangan dan halangan cuaca   kadang tidak bersahabat, apalagi  kadang suasana sedih dan pahitnya kehidupan di lapangan selalu hadir dalam selimut pengabdian.

Ingatlah perasaan sedih hanya sebentar, setelah itu tuntas mengalir dan tenggelam dalam impian danau persaudaraan.

Yang penting jangan lupa selalu bersyukur, tetap semangat, ingat bumi terus berputar, tidak ada kehidupan yang sempurna, Percayalah semuanya akan indah pada waktunya.
“ Putumuen maut biarlah Allah SWT yang mengaturnya”.

Terus tingkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan dan  semangat saling menghargai, untuk keharmonisan saling peduli, mengisi serta menutupi setiap kelemahan dan kekurangan sahabat dan bestie, buanglah sifat ego untuk kepentingan pribadi.

Kalau sifat ego dikedepankan, tentunya akan memunculkan  persoalan, sehingga munculnya awan mendung  saling berkhianati melewati tebing-tebing terjal sepanjang Bintang dan mengepul terbang tinggi sampai ke awan-awan.

Karena sekarang situasi langit sedikit agak mendung melahirkan  petir  yang  selalu memantau situasi politik seputar peserta KKM.

Walau setiap hari hujan terus membasahi bumi gayo, kalau persaudaraan kita abaikan, tentunya asap keburukan seputaran peserta KKM akan mengepul bergulung2 muncul kepermukaan.

Semoga bumi gayoku tetap dingin, damai, adem ayem, selalu bersahabat penuh persaudaraan dan  kekeluargaan dalam bingkai ke Acehan dengan slogan "Adat Geutanyo Pemulia Jamee" seperti impian raja Lingge.

Kepada adik-adik peserta KKM dari universitas almuslim, belajar dan berjuanglah dalam kehidupan nyata di masyarakat, sukses selalu buat kalian.

Semoga pengabdian ini membawa berkah dan kenangan abadi dalam kehidupan kalian nanti.

Mohon maaf, karena tidak bisa berlama-lama bersama kalian di lokasi pengabdian, semoga nanti suatu waktu, bisa berjumpa lagi dan kita bisa melakukan lebih banyak lagi hal yang bermanfaat bagi masyarakat Gayo.

 Mohon maaf  tulisan ini hanya sebagai sebuah catatan tidak bermakna dan bukan untuk dijadikan sebuah rujukan, ini hanya sebuah catatan kecil penganti kopi luwak sebagai motivasi dan rasa perhatian buat peserta KKM saat menunggu hujan reda di sudut kota dingin Takengon.

Apa yang penulis  tulis hanya sebuah catatan di saat perut menunggu makan malam, karena kondisi alam sudah mulai senja, semoga adik-adik semua sudah makan malam. 

Jadi apa yang penulis catat, tentunya  dengan kondisi malam yang dingin dengan pikiran tidak baik-baik saja, maklum situasipun dalam kondisi kedinginan,  akibat lebatnya hujan yang terus menutupi setiap celah sinaran rembulan untuk menyinari bumi.

Karena situasi menjelang senja tentunya data yang penulis coretpun berdasarkan arah hembusan angin malam, dan pesanan pikiran yang mengalir dari perut kosong, bukan berdasarkan  keseimbangan informasi dengan sebuah analisa  dengan data akurat dan valid.

Motto baca tulisan ini : Habis baca  selamat bersenyum, tidak perlu kasih tahu teman😄😄🙏🙏🙏

Sabtu 27/1/2023 ,(Tengah malam)
Sebuah pesan dari sudut  sebuah cafe kota Dingin Takengon

#Inspirasisaatakumasihdisini#