Bener Kelipah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bener Meriah provinsi Aceh, Orang-orang sering menyebut daerah tersebut dengan kota sebutan kota dingin atau negeri dia ats awan, karena lingkungan di daerah ku begitu sejuk dan berada di dataran tinggi.
Kami sangat bersyukur karena ALLAH SWT memberikan tanah daerah kelahiranku dengan tanah yang begitu subur, sehingga apapun yang ditanam akan menghasilkan produk yang unggul dan berkualitas.
Tidak hanya itu selain tanah yang subur, hutan-hutan disekeliling kampungku juga masih lestari dan perawan.
Masyarakat masih punya kesadaran untuk menjaga dan melestarikan anugerah yang maha kuasa tersebut, hal ini demi kelangsungan hidup generasi dan anak cucu dimaasa yang akan dating.
Desaku, walau masih kekurangan berbagai insfrastruktur tetapi mempunyai kelebihan dan merupakan surganya alam, karena Kawasan desaku mempunyai alam sekitar yang asri, rimbun nan hijau.
Seputaran desaku dan tidak terlalu jauh dari desaku juga terdapat satu tempat yang bisa dijadikan objek wisata yaitu wisata, air terjun.
Air terjun tersebut namanya Tansaranbidin, air terjun yang masih tersembunyi tersebut berada di desa Tansaranbidin.
Selain itu seputaran desaku juga ada objek lain yang sudah dikenal sevbagai objek wisata yaitu danau kecil yang berada di atas gunung yang disebut Lut Atas, dan juga ada air terjun Peteri Pintu juga tidak jauh dari tempat tinggal ku, tepatnya di jalan KKA
Tanah yang subur merupakan salah satu anugrah yang sangat besar yang diberikan yang Maha Kuasa ditempat tinggal ku, orang tua ku dan masyarakat setempat memanfaatkan kesuburan alam sekitar yang ada di desaku untuk bercocok tanam.
Orang tuaku serta masyarakat setempat, berprofesi sebagai petani menanam berbagai macam tanaman baik itu kopi dan tanaman yang lainya untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan pokok, pakaian, serta tempat tinggal yang akan dibeli dari hasil tanaman tersebut.
Tanaman yang dihasilkan sangatlah beraneka ragam, mulai dari kopi, Alpukat, Sayur-sayuran,Cabai, Kentang dan masih banyak tanaman lainnya yang menjadi topangan penghasilan para petani.
Hari ini begitu cerah dan langit-langit begitu biru seakan tak sedikitpun tampak gerombolan awan yang berwarna gelap yang menandakan datangnya si putih yang turun dari langit, ini menandakan terbukanya pintu untuk berusaha dan berladang ke kebun, karena tidak terjadinya kabut dan hujan.
Pagi itu tiba-tiba terdengar suara notifikasi di hp ku yang kuletakkan diatas meja, di sudut ruang tamu, kulihat notifikasi muncul di layar hp, seketika itu aku langsung berjalan menuju sudut kamar melihat sambil tersenyum lebar ternyata dapat kabar dari si dia yang mengabarkan keadannya hari ini dalam kondisi sehat wal afiat.
Dia mengabarkan akan berkunjung kerumah Dalam pesan itu tertulis bahwa dia akan datang hari ini ke rumah ku sesuai dengan janjinya seminggu yang lalu.
Dia sering ku sebut kakak karena perbedaan usia dan sifatnya yang sudah dewasa membuat nyaman berada di dekatnya. .
Langsung saja raut wajhku terpancar kecerian dengan senyuman manis bahagia melihat pesan dari nya yang masih pagi buta ini.
Setelah itu aku bergegas mempersiapkan makanan dan yang lainnya untuk menyambut sahabat ku itu. Dia sungguh baik dan perhatian namanya adalah Fitria, salah satu teman kampus ku.
Hampir 3 jam berlalu dan terdengar bunyi kelakson motor di depan rumah ku, dalam hatiku sudah menduga pasti si dia yang datang, ternyata benar aku langsung berlari ke depan untuk menyambut nya.
Lalu kami masuk dan menyuguhkan segelas air berwarna merah kesukaan nya dan makanan yang ada di rumah ku.
Kami bercerita tentang apa saja kesibukan kami selama libur kuliah ini, dan tampaknya dia juga menikmati masa liburnya bersama keluarga dan teman-temannya.
Setelah itu dia ingin melihat langsung perkebunan dengan sejumlah pohon Kopi dan meminta ku untuk mengajaknya ke kebun yang tidak jauh dari rumahku.
Di dalam perjalanan, dia tampak menikmati udara segar dan keindahan alam karena berbanding terbalik dengan tempat tinggal nya daerah panas dan tidak ada pohon Kopi.
Sampailah di kebun dan dia sangat senang bisa melihat langsung deretan Kopi yang ada dikebun ku yang tersusun rapi dan berbuah merah dan juga hijau.
Dia bertanya kepada ku tentang perawatan Kopi dan berapa lama proses agar bisa memanen Kopi tersebut dan aku pun dengan senang hati menjelaskan kepada sahabat ku itu.
Dari pertanyaan tersebut dengan cekatan ala seorang Profesor ahli perkebunan kopi, aku menjelaskan berbagai hal tentang kopi sesuai dengan ilmu yang kydapatakna dari orang tuaku selama ini.
Bibit Kopi yang ditanam boleh di semai sendiri, maupun bibit Kopi dibeli dari para petani yang khusus menyemai bibit Kopi dan menjual nya.
Kemudian penanam bibit Kopi tidaklah terlalu sulit cukup menggali tanah ukuran 40 Cm kedalam dan langsung menanam bibit tersebut dan jangan lupa diratakan dan di injak tanahnya agar bibit Kopi yang ditanam kokoh dan tidak mudah layu.
Setelah itu kita beri pupuk akan lebih baik bila pupuk yang digunakan berupa pupuk alami yang berasal dari kotoran hewan yang dijadikan pupuk maupun kulit Kopi yang sudah dipisahkan dari bijinya bisa dijadikan pupuk yang bagus untuk pertumbuhan dan dan perkembangan Kopi tersebut.
Waktu yang dibutuhkan untuk bisa memanen yaitu 2,5 atau 3 tahun. Kemudian sahabat ku tersebut tersenyum bahagia karena tidak hanya bisa langsung melihat pohon Kopi yang ada buahnya proses serta bibit nya sekarang dia juga sudah tau dan tidak penasaran lagi.
Hamper dua ajam kami di kebun kopi, tiba-tiba dia ats kepala Nampak awan sudah mulai menghitam, kami bergegas untuk pulang, padahal jam baru menunjukan waktu untuk makan siang.
Di perjalanan pulang dia berkata kepada ku bahwa dia sangat senang hari ini, selain bisa bertemu dengan ku dia juga bisa menikmati udara segar, dan indahnya pemandangan alam sekitar di desaku.
Bukan hanya itu dia sudah melihat langsung pohon Kopi serta, serta mengetahui proses pembibitan dan penanaman walau dengan cara tradisionil.
Di tengah perjalanan yang kami lalui ada para petani yang sedang memanen Kopi, ada yang merawat dan sedang memupuk Kopi, terlihat para petani sangat semangat melakukan pekerjaannya, dan sesekali melirik kami dan menebarkan senyuman.
Tibalah dirumah kami langsung bersih-bersih dan langsung makan siang yang telah disediakan oleh Ibuku.
Ibukku langsung memanggil kami untuk makan siang bersama Ayah dan kedua Adikku. Makanan yang sudah disediakan oleh Ibuku tentunya maknan khas orang kebun dan tradisionil masyarakat gayo yaitu sayur Masam Jeng yaitu makanan khas masyarakat suku Gayo.
Aku melihat kawanku itu makan begitu lahap karena makanan yang dimasak menurut kawanku sungguh sungguh enak.
Setelah itu tiba-tiba dari masjid yang tidak jauh dari tempat tinggalku terdengar suara Azan yang berkumandang, setelah makan kami langsung bergegas untuk shalat Zuhur.
Setelah itu sahabat ku berpamitan kepadaku dan keluargaku untuk kembali ke rumahnya, sedih rasanya dia pulang namun pas masuk kuliah pasti berjumpa lagi.
Aku dan keluarga ku mengantarkan dia ke depan rumah dan dia langsung bergegas untuk pulang menggunakan motor putih kesayangan nya, dia pamit dan melambaikan tangan demikian juga aku.
Ku terus melihat nya di jalan sampai kejauhan hingga bayangan nya sudah tak tampak lagi, aku pun berbalik arah kembali menuju ke rumahku lagi, di dalam hatiku terbesit sseuntai doa untuk dia, semoga sehat dan selamat sampai di tujuan dan kami bias berjumpa lagi di kampus tercinta Universitas almuslim.
By..by..sayonara sahabat terbaikku.
Simaharani ( Mahasiswi Universitas Almuslim,
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia).