Pinang, penopang hidup warga Sawang Aceh Utara








Siapa yang tidak kenal dengan kata  Sawang, yang neruoakan sebuah desa di Kabupaten Aceh Utara.

Kecamatan Sawang selain dikenal dengan perkebunan durian juga merupakan sebuah kawasan perkebunan pinang.

Seperti diketahui sawang merupakan daerah yang menghasilkan banyak hasil kebum yang bermanfaat seperti   kelapa, kelapa sawit, dan pinang.

 Selain itu sawang juga dikenal dengan daerah yang kaya akan buah-buahan seperti rambutan, manggis, durian, dan langsat.   inilah beberapa keunggulan dan kelebihan yang dimiliki Kecamatan Sawang.
Hasil perkebunan berupa  pinang yang dihasilkan oleh petani kebun yang ada di kecamatan Sawang Aceh Utara menjadi salah satu penopang hidup warga.

Saat panen  pinang  banyak  petani kebun di desa tersebut beraktivitas memetik, membersihkan  bahkan ada juga melakukan pembibitan 

Dari hasil perkebunan pinang banyak masyarakat kecamatan Sawang yang berhasil menyekolahkan anak-anaknya dan juga membeli berbagai hal kehidupan lainnya.


Petani  desa tersebut sangat menguntungkan dengan hasil alam komoditas Pinang.

Kalau panen pinang banyak warga Kecamatan Sawang mengalihkan profesi dari bidang petani lain menjadi pemetik dan pengupas pinang. 

Para pengupas pinang mengumpulkan biji pinang, kemudian disortir, dikupas 
dan dijemur agar biji pinang benar-benar kering sebelum dijual ke pengumpul.

Setelah  dikupas dan dimasukkan ke dalam karung untuk diambil oleh pembeli pengumpul  yang setiap hari berkeliling dari satu desa ke desa lain di seputaran Aceh Utara.  
Bagi petani pinang di Sawang. Kesejahteraan masih tergantung pada harga pinang, karena kalau harga anjlok sudah tentu belum belum mampu menjadikan dan mengangkat  petani setempat pada tingkat kesejahteraannya.

Tetapi walau kondisi  harga murah tetapi  petani tetap tidak meninggalkan profesinya sebagai pekebun pinang.

Salah seorang petani Iskandar (40)  saat ditemui pada Jumat  (10/6) menjelaskan bahwa pada tahun 2021 petani yang ada di kecamatan Sawang semuanya merasakan nikmat kejayaan karena harga pinang m
melambung tinggi mencapai 27.000 per kg. 

Pada saat itu saya dan petani lainnya yang memiliki kebun pinang mampu bangkit dan mencapai kesejahteraannya bahkan banyak sekali warga termasuk saya juga berhasil  menyekolahkan anak ke pesantren atau ke perguruan tinggi dari hasil  pinang tersebut.



 Fitria
Npm: 1902040013
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia