Apa Arti Sebuah Nama




Apa arti sebuah nama, merupakan  pepatah yang sangat populer di masyarakat, kata pepatah diambil  cuplikan dialog
 dalam drama karya pujangga Inggris William Shakespeare  berjudul “Romeo dan  Juliet”, drama  mengisahkan percintaan  Romeo, sedang membahas percintaannya dengan Juliet, dimana ia mempertanyakan, apa arti nama Capulet (nama keluarganya) yang justru membuat perselisihan. Namun, Juliet pun berkata dengan bijak padanya, bahwa “Ada apa dengan sebuah nama? mawar walau disebut dengan nama lain tetap berbau harum .

Menurut Juliet, walaupun menyebut sekuntum mawar dengan nama lain tetapi   tetap mengeluarkan semerbak dengan wangi mawar, demikianlah kata-kata Juliet dalam drama tragedi Shakespeare ketika merindukan kekasihnya, Romeo.

Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia   memaksa orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, banyak mereka  secara mendadak menjadi pekebun  tanaman hias, mulai orang tua, remaja,  sampai selebriti terkenal  berlomba-lomba update di  medsos,  informasi aktivitas dikebun bunga, bisa menyaingi informasi tentang Covid itu sendiri.

Salah satu jenis bunga paling diminati dan booming adalah monstera atau disebut juga janda bolong.  Menurut Peneliti LIPI Yuzammi  jenis bunga janda bolong  merupakan tanaman merambat dari suku Araceae atau talas-talasan,  marga Monstera Adans berasal dari Amerika Tengah, jenis ini memiliki sekitar 38 spesies, salah satunya adalah Monstera adansonii yang  sedang viral dengan  nama janda bolong.

Menurut Yuzammi dikutip dari  beberapa sumber,   tanaman  janda bolong,  sudah dikenal sejak lama, menurutnya  nama janda bolong berasal dari bahasa Jawa. Karakteristik daun Monstera adansonii yang bolong membuat masyarakat Jawa menyebutnya dengan ron phodo bolong artinya daun pada bolong.

Ron artinya daun,  bolong artinya  bolong (lobang), jadi daun yang banyak lubangnya (bolongnya).  Jika diucapkan secara singkat, terdengar seperti ron dho bolong. Pengucapan ron dho terdengar hampir sama dengan rondo yang berarti janda, kultur budaya dan stereotip di Indonesia membuat nama ini semakin melekat pada Monstera adansonii.

Hal itu juga disampaikan  Kepala Bagian Manajemen Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Prof Dr Hadi Susilo Arifin, nama tanaman hias sejatinya bermacam-macam.

 “Saya kenal istilah janda bolong itu sejak  masih kuliah  di tahun 80-an, di Kebun Raya banyak,  kebetulan tinggal di dalam Kebun Raya, kemudian banyak tanaman merambat yang bolong-bolong, tahun 80-an sudah disebut janda bolong. Karena bentuknya berlubang. Orang kan suka bikin nama yang sensasi dan menarik,” jelasnya saat dihubungi Okezone, Rabu (21/10/2020).

Cepatnya booming jenis  bunga janda bolong, mungkin faktor kegemaran masyarakat Indonesia yang memberikan nama sensasional, sehingga   menjadi lebih cepat  populer, berkat kepopulerannya,  harga tanaman hias  melonjak naik,  tergantung  tingkat kelangkaan, ukuran dan keunikan daunnya.

Di tengah  booming tanaman yang identik seorang perempuan, harga jual sampai ratusan juta,  membawa rasa kesedihan, kekesalan bahkan kekecewaan  masyarakat khususnya yang meyandang status seorang janda. 

Menurut mereka walaupun harga bunga  mempunyai nilai jual tinggi, tetapi penamaan nama janda bolong dan beberapa nama lain  berkaitan dengan janda, sangat melukai perasaan,  menurut mereka kata janda pada seorang wanita bukanlah harapan dan impian, bahkan ada sebagian masyarakat mengangap tabu untuk menyandang istilah tersebut pada keluargannya. 

Pelabelan nama  bukan pada tempatnya akan menjadi bahan olok-olok dan pelecehan  status mereka, mengangap hal tersebut suatu pelecehan dan bisa menurunkan martabat seorang janda yang kadang menjadi tulang punggung keluarga. 

Cut Suryati, Spd seorang pendidik  mengutarakan, dirinya keberatan pelabelan nama bunga  bersingungan dengan status seorang wanita yang sebenarnya orang yang harus dilindungi dari semua aspek.

Menurut saya ini  tidak beretika,  melecehkan wanita khususnya yang berstatus janda, anehnya yang mempopulerkan nama tersebut kadang juga dari kalangan wanita sendiri, ujarnya. 

Penamaan tersebut  tidak pada tempatnya, apalagi mengukit status wanita yang tidak bersuami, menurutnya pemberian nama bunga, walaupun  bukan dengan nama bertedensi merendahkan martabat seorang janda, tetapi  kalau  bunga itu bagus dan menarik pasti  akan laku dengan nilai jual tinggi dan mahal, jelas buk Cut Suryati. 

Pro kontra  penamaan janda bolong, terus meluas banyak status di medsos, bahkan peneliti LIPI Yuzammi sendiri  mengaku dirinya juga agak risih dengan nama janda bolong yang melekat pada tanaman hias yang digelutinya sejak bertahun-tahun lalu. "Sebetulnya saya agak risih dengan sebutan nama ini, tapi ya bagaimana lagi, sudah jadi trademark di Indonesia," ujar Yuzammi,  seperti dikutip media CNN Indonesia.

"Kultur masyarakat kita, kata janda sudah identik dengan tidak perawan lagi, dengan kata lain kasarnya disebut bolong. Nah, dengan bentuk daun yang bolong-bolong tersebut,  seakan-akan  identik dengan kondisi seorang janda,  nama tersebut menjadi langsung populer dan ngetrend di pasar tanaman hias," kata Yuzammi.  

Menurutnya sifat manusia  lebih mudah mengingat sesuatu yang aneh dan sensasional semakin membuat janda bolong terkenal, sebagian orang memanfaatkan situasi ini untuk mencari keuntungan.

Rasa ketidaksenangan  nama  bertendensi  nama wanita, juga diuatarakan sejumlah anggota grup Fame peduli corona Aceh, dalam grup  dihuni sejumlah pejabat akademisi, politisi, pegiat LSM, baik pria maupun wanita,  juga mengungkapkan perasaan tidak senangnya  pelabelan nama tersebut.

Seperti apa yang ditulis  Suraiya Kamaruzzaman, harusnya kata-kata Jand…tidak perlu diviralkan, sudah cukup parah selama ini penjual tanaman merendahkan posisi perempuan dengan bahasa begitu, seharuisnya cukup ditulis Monstera, tulisnya. Tulisan ibu Suraiyya mendapat dukungan dari akademisi  buk Eka Sri Mulyani, beliau memberi emoji tanda tangan dengan tulisan Benar.

Selain itu  tulisan tersebut juga ditanggapi Ayu ‘Ulya (Tim R&D The Leader dan anggota Fame)  menulis, Sepakat, saya kecewa juga saat membaca judul nama bunga tersebut tulisnya.

Tanggapan tulisan tersebut tidak hanya dibahas kalangan perempuan  saja, juga ditanggapi  kaum laki-laki, seperti  ditulis anggota grup Fame Husaini Ismail, Lucunya nama tersebut disukai dan diviralkan oleh perempuan juga..

Di medsos juga banyak tulisan kekecewaan, seperti  saya kutip  tulisan seseorang di medsos dirinya sangat kecewa, terasa sekali betapa rendahnya etika berbahasa di masyarakat kita, tulisnya.

Arti sebuah nama yang dipopulerkan dari novel Romie dan Juliet, tentunya sangat berbeda dengan perasaan bagi pelabelan  nama yang bisa menjatuhkan dan merendahkan martabat bahkan menjadi cemoohan seseorang,  mari kita memberi contoh santun untuk pemberian nama untuk generasi berikutnya, tidak latah dengan ungkapan orang, itulah arti sebuah nama bagi seseorang, apabila nama yang diberikan bisa merendahkan  dan menjatuhkan martabat, sebaiknya kita hilangkan.

Nama itu penting, karena bisa bermakna doa, harapan, ataupun symbol, makanya banyak orang tua yang berusaha memberi nama yang bagus-bagus dan indah-indah buat anaknya. 

Penulis : Zulkifli