Beberapa hari lalu penulis mengunjungi mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa
(KKM) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan pada beberapa kampung di kecamatan Bukit Kabupaten
Bener Meriah, sebagai koordinator
Kecamatan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kkm, penulis mengunjungi, memantau
aktivitas mereka termasuk mendengar berbagai kisah kasih dan suka duka selama mereka berada di lapangan.
Banyak kisah dan cerita yang mereka utarakan, penulis sempat merekam
pembicaraan mereka termasuk mahasiswa asal Jepang yang sedang mengikuti
pertukaran mahasiswa kuliah di universitas almuslim, mereka berbaur dengan
mahasiswa lainnya mengikuti program kkm
di Bener Meriah.
Seperti diketahui universitas almuslim tahun ini selain melaksanakan KKM di Kabupaten Bener Meriah, juga
mengirimkan mahasiswanya melakukan program PPL-KKM di negara Thailand tepatnya
wilayah Thailand Selatan, disana mereka melakukan pengabdian di sekolah
dan pesantren boording school selama 3-4 bulan.
Bersamaan waktunya tahun ini universitas almuslim juga mengirimkan
mahasiswanya mengikuti program pertukaran pelajar ke Nagoya Gakuin
University (NGU) Jepang, mereka kuliah
di negeri matahari terbit selama satu tahun, program ini merupakan
implementasi MoU antara universitas almuslim
dan NGU Jepang dan sudah berjalan selama empat angkatan.
Suksesnya program PPL-KKM dan pertukaran mahasiswa ini sangat selaras dan harapan dari upaya
pemerintah dalam mengimplementasikan program "Kampus Merdeka" yang
baru saja dicanangkan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem.
Penulis sempat bertanya pada peserta kkm dari beberapa kampung tentang
perasaan dan bagaimana kondisi saat awal berada di lokasi kkm, menurutnya di
pikiran mereka awalnya yang ada perasaan susah, takut dan kegalauan hati membayangkan
lokasi penempatan, terbayang hutan belukar, jurang yang curam, cuaca dingin, lokasi penginapan rumah di
tengah perkebunan, sungguh suatu suasana yang belum pernah dialaminya.
Munculnya perasaan tersebut sejak awal diumumkan lokasi penempatan di Bener
Meriah, hal ini menurut mereka karena banyak peserta belum pernah ke Bener Meriah yang
dijuluki negeri di aats awan.
Saat detik-detik pemberangkatan dan selama perjalanan, kegalauan,
kegelisahan dan bermacam pikiran terus menerawang dikepala mereka, seakan
perasaan tersebut dengan setia mengantar mereka sampai lokasi pengabdian.
Usai acara di kantor bupati, mahasiswa di bawa ke kantor camat untuk dilakukan
penyerahan kepada reje kampung (kepala desa-red) lokasi penempatan, di kantor
camat mereka sudah ditunggu oleh reje masing-masing kampung, pak camat yang begitu bersahabat memperkenalkan
satu persatu Reje dan topografi serta potensi kampung secara umum.
Topografi wilayah kecamatan Bukit yang menjadi lokasi pengabdian mahasiswa kkm
umuslim tahun ini tidak masuk dalam wilayah terpencil, sebagian kampung berada
di pusat perkotaan dan perkantoran, wilayahnya berbukit dikelingi hutan,
perkebunan kopi, sayur-sayuran dan dekat dengan lokasi beberapa objek wisata.
Karena banyak peserta kkm ada yang belum pernah ke berbagai kampung di
Bener Meriah, hingga lokasi ini menjadi topik diskusi diantara mereka,
sehingga perasaan galau diiringi detakan dag dig dug jantung kegelisahan terus berdetak
begitu kencang seirama hembusan
angin gunung di sore itu.
Dalam bayangan pikiran mereka, wilayah lokasi kkm dikelinggi hutan
belantara, jalan mendaki yang cukup curam, berbukit penuh jurang, kondisi
wialayh yang sepi senyap dan masyarakatnya tidak bersahabat, itulah yang ada
dalam pikiran mereka, kenyataannya dilapangan semua itu hanya jadi khayalan
saja.
Satu persatu reje memperkenalkan diri, mereka jabat tangan reje, sambil
menatap mata reje dalam-dalam, reje membalas dengan tersenyum lembut, reje
menyambut penuh kasih sayang, seiring
itu pelan-pelan detak jantung mahasiswa dan aura kegalauan yang
sudah beberapa hari mengalami kegelisahan sedikit demi sedikit tensinya
semakin menurun normal.
Hal ini karena sambutan dari reje diluar perkiraan mereka, semuanya berubah
180 derajad, para reje dengan
keramahatamahan penuh nuansa kasih sayang dan kekeluargaan menyambut
peserta kkm ibarat menyambut anaknya yang baru pulang merantau.
Setelah pertemuan singkat, masing-masing reje mempersilakan mahasiswa
untuk menaiki angkutan yang telah disediakan untuk membawa mereka ke kampung
lokasi penempatan.
Yang membahagiakan dan mengharukan ada reje saat penjemputan datang
bersama isteri dan anak kecilnya, ini membuktikan kedatangan mahasiswa
kkm universitas almuslim di wilayah tersebut di sambut penuh persaudaraan dan
kekeluargaan.
Setelah prosesi penyerahan kepada reje selesai, penulis sempat mengunjungi
langsung ke lokasi penempatan melihat pondokan mereka, alhamdulillah mendapat sambutan baik di masyarakat.
Hampir dua jam menyelusuri setiap jalan dan lorong menuju kampung lokasi
kkm dengan topografi mendaki, menurun, juga banyak yang berkelokan, sesuai dengan wilayah Bener
Meriah sebagai daerah pengunungan.
Setelah semua selesai, malam itu juga kami kembali ke Bireuen,saat pamit
ada beberapa mahasiswa yang masih dihantui perasaan gelisah, karena belum
pernah merantau dan menginap di tempat orang yang jauh dari keluarga.
Padahai tempat tinggal yang disediakan
reje kampung untuk mereka sangatlah memadai untuk katagori mahasiswa
yang melakukan pengabdian, selain di rumah reje dan rumah masyarakat mereka ada
yang ditempatkan di penginapan milik BUMK desa yang biasanya disewakan untuk
para tamu luar.
Pagi pertama penulis langsung menyapa mereka melalui grup WA yang telah
dibuat, menanyakan kondisi dan perkembangan di lokasi pengabdian, respon mereka
sangat gembira semuanya menyenangkan dan bahagia, sangat bertolak belakang
dengan perasaan saat awal mau berangkat ke lokasi.
Banyak cerita pengalaman saat malam pertama mereka menginap dilokasi, mulai
mempersiapkan tempat dan suara ngonggongan anjing yang bersahutan di tengah
malam yang sepi, plus dinginnya cuaca yang sangat mengigil.
Walau malam pertama dengan suasana yang mengigil, tetapi mereka nikmati dengan penuh
kesenangan dan kebahagiaan, karena suasana kesenangan itulah, semua kegelisahan
yang pernah muncul
mengebu di awal keberangkatan dan kerinduan untuk kembali ke kampung seakan
hilang dalam gumpalan kabut di langit biru.
Hal ini karena perhatian reje beserta perangkat kampung dan
penerimaan dari masyarakat yang cukup baik penuh kekeluargaan atas kehadiran
mereka dikampung tersebut.
Di malam pertama keberadaaan di lokasi kkm, pak reje setiap saat menjenguk
kami dan menanyakan tentang berbagai kekurangan dan kendala yang kami dapatkan,
sungguh sangat baik mereka memperhatikan dan memperlakukan kami seperti anak
dan keluarga sendiri, begitu juga masyarakat khususnya bebujang membantu dan
mengawani kami di malam pertama dengan membakar api unggun, lapor peserta kkm
kepada penulis.
Dengan berbagai cerita dari peserta yang penulis rekam saat mengujungi
mereka, hampir semua bercerita pengalaman saat malam pertama di lokasi kkm,
mereka semuanya melaporkan “Kesenagan saat malam pertama menginap di kampung
lokasi KKM”. Tidak ada kegelisahan dan ketakutan seperti pernah dibayangkan
sebelum sampai ke lokasi.
Dengan berbagai kekurangan, kelebihan, walau berasal dari berbagai disiplin ilmu dan latar
belakang keluarga yang berbeda, kami kedepankan semangat kebersamaan,
kekompakan dan persaudaraan dengan
menjunjung tinggi kearifan lokal
masyarakat, sehingga kami berhasil menikmati malam pertama di negeri atas awan dengan menyenangkan, tulis seorang
mahasiswa melalui saluran Whatshap.
Laporan tersebut juga kami terima dari mahasiswa universitas almuslim yang
melaksanakan PPL-KKM di Thailnad Selatan dan Nagoya Jepang, di Jepang mereka
sekarang sudah berbaur dan mengikuti berbagai aktivitas kampus bersama
mahasiswa dari berbagai universitas di dunia, begitu juga yang PPL-KKM di Thailand mereka ditempatkan berbeda lokasi dan berbaur bersama mahasiswa
dari berbagai universitas lain di Indonesia
Menurut mahasiswa yang KKM di Bener Meriah mereka sempat kekurangan
persiapan khususnya peralatan untuk menahan cuaca dingin yang mengigil di
penghujung malam, tetapi karena baiknya perhatian dan penerimaan masyarakat
sehingga dinginya cuaca di saat malam, mereka nikmati penuh kesenangan dan
keceriaan.
Walau di pagi suhu dingin mengigil begitu kentara, mereka mencoba
menikmati suasana pagi di negeri pengunungan ini, apalagi saat pagi hari mereka
sempat keluar rumah menikmati turunya bulir-bulir embun seperti salju seakan menempel diwajahnya, pokonya walaupun kami
capek, tetapi malam pertama kami sangat menyenangkan, cerita mereka penuh
kegembiraan.
Pengalaman mahasiswa kkm di kabupaten
Bener Meriah ini, lain lagi cerita mahasiswa umuslim yang pernah dikirim
mengikuti kuliah di Jepang mereka memang
sempat menikmati musim salju beneran.
Penulis : Zulkifli